Sabtu, 04 Februari 2012

Batuk rejan = Tergolong Penyakit Menular


Mencoba Membantu Untuk Menjelaskan tentang : Penyakit di Indonesia │ Keluhan Penyakit │ Penanggulangan Penyakit │ Pencegahan │ Penanganan │ Trapi │ Jenis Jenis Penyakit │ Penyakit Menular │ Penyakit Tidak Berbahaya │ Penyakit Mematikan
Batuk rejan

Batuk rejan = Tergolong Penyakit Menular

Terinfeksi Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa InggrisWhooping Cough adalah satu terinfeksi menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO). terinfeksi ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen kasus ini terjadi di negara berkembang, terinfeksi ini biasanya diakibatkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan oleh B. Parapertussis
Masa Inkubasi
Waktu terekspos sampai nampak tanda terinfeksi 3 sampai 12 hari.
tanda - tanda terjangkit
Biasanya dimulai berserta tanda - tanda terjangkit ISPA ringan seperti batuk, bersin dan cairan hidung keluar terus menerus (pada stadium catarrhal) kemudian sesudah 1 minggu sampai 2 minggu dilanjutkan berserta batuk yg terus menerus namun diikuti masa dimana ada jeda batuk (stadiumparoxysmal).
Batuk ini mungkin dapat diikuti berserta adanya muntah, hal ini disebabkan rasa mual yg diderita, dan pada anak kecil dimana reflek fisiologis yg belum terbentuk secara sempurna maka akan menimbulkan muntah, hal ini tidak jarang membawa ke arah malnutrisi. Batuk ini dapat di picu oleh menguap, tertawa atau berteriak, dan akan berkurang sesudah 1 sampai 2 bulan. Komplikasi yg dapat mengikuti keadaan ini adalah pneumonia, encephalitis, hipertensi pada paru, dan infeksi bakterial yg mengikuti.
Penularan
Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg terkena terinfeksi ini dan kemudian terhirup oleh orang sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh, antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya infeksi bakterial yg mengikuti dan mengurangi kemungkinan memberatnya terinfeksi ini (sampai pada stadium catarrhal) sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan untuk mengurangi penyebaran terinfeksi ini, antibiotik juga diberikan pada orang yg kontak berserta penderita, diharapkan berserta pemberian seperti ini akan mengurangi terjadinya penularan pada orang sehat tersebut.
Pengobatan
Jika terinfeksinya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik eritromycin.
Prognosis
Sebagian besar penderita mengalami pemulihan total, meskipun berlangsung lambat. Sekitar 1-2% anak yang berusia dibawah 1 tahun meninggal. Kematian terjadi karena berkurangnya oksigen ke otak (ensefalopati anoksia) dan bronkopneumonia.
Pencegahan
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemungkinan terkenanya pertusis akan makin rendah berserta diberikan nya imunisasi, dan tanda - tanda terjangkit terinfeksi pun tidak akan seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar